CINTA YANG MELAMPAUI (HYPERLOVE)
Oleh: Aji Dedi Mulawarman
PENDAHULUAN
Bagaimana sebenarnya cinta itu? Apa makna cinta? Apakah cinta itu hubungan antara seseorang dengan lainnya berkenaan perasaan ingin memiliki? Apakah cinta seperti hubungan antara wanita dan pria remaja? Apakah cinta seperti ketertarikan hormonal-fisik dan kemudian making love seperti dikatakan Sigmund Freud? Apakah cinta seperti dijelaskan HS Sullivan yang berbeda dengan seksualitas? Apakah cinta seperti cinta orang tua kepada anaknya? Apakah cinta seperti cinta suami dan istri?
CINTA MENURUT ERICH FROMM
Erich Fromm dalam bukunya The Art of Loving (1962) mengatakan bahwa Cinta adalah pusat eksistensi manusia, sikap dan orientasi watak yang menjadi penghubung dengan dunia secara keseluruhan, yang merupakan kegiatan aktif untuk menghindari keterpisahan dirinya dengan lainnya dan mencapai penyatuan, dalam bentuk memberi sesuatu yang paling berharga dalam hidupnya. Cinta kepada ibu, persaudaraan, erotis, diri sendiri, semua harus dilandasi dengan substansi cinta di atas, sehingga cinta tidak hanya menjadi cinta yang timpang dan tidak dapat memberi sesuatu yang paling berharga dari hidupnya. Seni Mencinta menuntut tindakan disiplin, konsentrasi, kesabaran, kepercayaan rasional dan irasional, keberanian serta kejujuran.
Tetapi ketika Erich Fromm menjelaskan cinta yang lain, yaitu cinta kepada Tuhan, terjadi bias orientasi. Cinta kepada Tuhan menurutnya adalah bentuk perjalanan sejarah pengalaman pikiran. Dimulai dari agama Timur dan Mistikisme, cinta kepada Tuhan adalah suatu pengalaman perasaan yang hebat akan kesatuan, yang dihubungkan secara tak terpisahkan dengan ungkapan cinta ini dalam setiap tindakan hidup. Dalam sistem religius Barat yang dominan, cinta terhadap Tuhan hakikatnya sama dengan kepercayaan kepada Tuhan, kepada keberadaan-Nya, keadilan-Nya, cinta-Nya. Cinta terhadap Tuhan secara hakiki adalah pengalaman pikiran.
Dari perjalanan sejarah itu Erich Fromm melanjutkan bahwa perkembangan cinta kepada Tuhan dapat dilihat bahwa dari awal cinta terhadap Tuhan sebagai keterikatan yang tak berdaya kepada Tuhan seperti ibu, melalui keterikatan yang taat kepada Tuhan yang kebapakan, sampai pada suatu kematangan di mana Tuhan berhenti sebagai kekuatan luar, dan manusia memasukkan prinsip-prinsip cinta dan keadilan dalam diri, menjadi satu dengan Allah, dan akhirnya sampai pada titik dimana ia berbicara tentang Tuhan hanya dalam arti poetis dan simbolik.
CINTA YANG MELAMPAUI
Cinta dalam pandangan modern didasarkan kepentingan self interest yang rasional, pandangan yang hanya berpikir untuk kepentingan diri sendiri, kecintaan akan dirinya sendiri, tanpa berpikir tentang cinta yang lebih luas. Cinta yang utama adalah untuk diri sendiri, sedangkan cinta untuk orang lain hanya akan diperhitungkan ketika dirinya mendapatkan manfaat. Cinta di sini hanyalah cinta seperti pada lagu Love Story yang merupakan “A story about eternal theme in a human kind of all civilizations. A story about relationship with love.” Atau cinta seperti lagu Don’t Tell Me Stories, cerita mengenai “betrayal of relationship”.
I can’t forget all the LAUGH we share together
don’t tell me stories, you know that I love you
don’t let it be over don’t heart me again
Cinta bukan hanya itu. Cinta juga bukan merupakan keterpisahan antara manusia dengan entitas ataupun sesuatu di luar dirinya. Cinta adalah landasan utama dari segala sesuatu. Inti iman sebenarnya adalah cinta. Muhammad lqbal melihat cinta Ilahiah sebagai alat untuk menemui Allah. Dalam bahasa Al Qur’an adalah “orang-orang yang beriman sangat dalam kecintaan mereka kepada Allah”. Bahkan Rasulullah mengungkapkan bahwa “orang-orang yang benar-benar beriman adalah ketika aku dan Allah yang paling dicintai bagimu”. Tingkat awal dari cinta adalah merasakan pesona dan pada tingkat yang lebih tinggi adalah kerinduan yang tak pernah padam kepada Yang Dicinta. Tingkat cinta tertinggi hanya dapat dicapai oleh Rasulullah karena beliau dianugerahi dengan tingkat cinta tertinggi. Uswah Rasulullah itulah sebenarnya yang harus memacu kita untuk meraih cinta sejati seperti cinta Rasulullah kepada Allah.
Perkembangan spiritual seseorang adalah proses pencerahan yang terus menerus dengan selalu mengharapkan cinta Allah (Mahabbatullah) untuk menuju puncak kesadaran dan kesempurnaan spiritual. Inilah yang disebut proses tazkiyah. Proses penyucian adalah “hakikat proses menuju cinta”, yaitu proses kesadaran insaniah dari hewani menuju kesadaran Ilahiah.
Hubungan antara sesama manusia dengan demikian tidak lagi bersifat “lips-service” tetapi lebih bersifat aksiologis-etis-religius. Artinya, relasi yang dibangun adalah relasi berbasis cinta religius. Cinta yang hakiki adalah cinta akhlak istana dari sifat Raja, yaitu cinta dalam arti hakikat. Seperti lantunan Cinta Sifat Raja oleh Grup Musik Debu:
Bukanlah permainan saja Adalah Akhlak Istana Cinta Sifat Raja
Cinta hakiki diperlukan sebagai tujuan dalam hubungan segala sesuatu. Cinta dalam hubungan segala sesuatu, misalnya hubungan antara sesama manusia, bukan hanya cinta materi. Yang dibutuhkan dalam hubungan adalah truly love, hyperlove, cinta melampaui. Cinta yang melampaui adalah bentuk pemahaman utuh tentang hubungan yang didasari hubungan mesra, kesabaran, saling percaya dan kejujuran yang didasarkan pada tujuan religius. Cinta yang melampaui selalu menginginkan cinta tanpa kecurigaan dan penghianatan. Cinta yang melampaui adalah cinta materi, batin, dan spiritual. Tujuan cinta yang melampaui adalah kepada seluruh semesta, baik diri, manusia, sosial, lingkungan dan terutama kepada Tuhan. Itulah cinta hakiki.
Di saat yang sama aku… Mendengar lantunan menggugah jiwa Menggugah cinta manusia dengan manusia Di saat itu pula aku selalu ingin Menuju cinta yang berbeda Mengapa cinta yang hanya itu-itu saja Mengapa tidak cinta yang menuju langit Bahkan cinta yang menembus melampauinya Mengasah dan merindukan serta bercengkerama dengan-Nya Tidak mesti harus di ruangan sempit Atau di tempat formal untuk melakukan perjumpaan Dengan ritual yang padat hafalan Sampai lupa makna’an Merindu dan menjangkau diri-Nya Bagai aktivitas yang beragam Dari setiap insan yang memiliki dunianya Dengan cengkerama bahasa mereka Aku ingin juga melakukan cengkerama dengan bahasaku Menemui-Nya, Berdiskusi dengan-Nya Menangis di peluk-Nya, Wadul pada-Nya Apapun …yang aku mau tiap kali aku mau Tapi semoga Allah memang mau diajak dengan segala kemauanku Rasa-rasanya memang saat ini dan kapanpun Allah pasti mau Hehehehehe… Yang biasanya gak mau kan aku…? 🙂 Maaf ya Allah… Kata orang aku suka khilaf pada-Mu Ngapunten ya Allah… Tapi dari yang paling dalam Aku selalu dan ingin ketemu dengan Gusti Kapanpun tanpa henti Tanpa menit dan jam Tapi tiap seper miliar, triliun, biliun detik Pokoknya tak ada ruang tanpa bertemu dengan-Mu Singosari, 18 Ramadhan 1427 H ; 09.35
Pada dasarnya Cinta yang dimahsud adalah Cinta Sejati Hamba Allah kepada Sang Pencipta
kata sebagian orang cinta tu ga hrs memiliki.. tp tanpa rasa memiliki,cinta itu tdk akan tumbuh dr dalam hati…makanya sebelum mengangenal rasa cinta kita harus mempunyai rasa memiliki lebih dulu br kita berusaha tuk mengenal yg namanya cinta….kadang orang tidak sadar apa yg telah mereka miliki, ketika orang tersebut kehilangan sesuatu baru dia merasakan betapa berharganya apa yg selama ini dia miliki..
exc…jati diri
betapa berharganya jati diri seorang manusia..kehadiranya selalu dinanti oleh komunitasnya,sehari saja dia tdk hadir banyak orang yg menyakan kemanakah si dia…tp kebanyakan orang tdk mengenal siapa jati dirinya(maaf:bukan maksud menghina bg org2 yg tidak tau jati dirinya),dan menganggap kehadiran dirinya dalam komunitas tdk pernah ada….
Ketika kita terhanyut oleh perasaan cinta, maka kita tidak tahu seberapa dalam kita tercebur arus cinta. jatuh cinta seperti orang kesetrum gemetaran karena berbagai rasa seperti : cemburu, takut kehilangan, rindu, khwatir dan lain-lain. kalau gemetaran berbagai rasa tersebut sangat dahsyat mungkin kita sudah hyperlove.
tapi ingat lo ya hyperlove ini memiliki keutamaan yang berbeda dengan cinta-cinta lain, karena hyperlove mensyaratkan getaran cinta utama kepada Allah…
‘getaran cinta kepada Allah’
mmmm…
yaa akuw setuju
Cinta yang mendalam membuat sakit yg trdlam,cinta hrus di fikir secr rasional.Bkn skedr hasyrat ketrtarikan antr stu dn lainny.
we need a true love not a player…..we loving for a happiness, not for sadness….