INDAHNYA KALO PARTAI MUSLIM SINERGI


Aneh memang dunia Indonesia kita ini. Partai-partai Islam kok g percaya diri karena kemenangannya. PKS, PAN, PKB, PPP lolos parliamentary treshold. Kalo dihitung-hitung 4 partai mencapai lebih kurang 27%. Belum lagi kalo ditambah dengan PKNU, PBR, PBB, PMB, PPNUI yang juga menyuarakan kepentingan umat Islam dapat mendulang 7-8%. Jadi total suara umat Islam di Indonesia yang masih meyakini partai Islam adalah solusi bagi Indonesia bisa mencapai 35%.

Belum lagi bila hitung-hitungan umat Islam yang tidak menyuarakan aspirasinya lewat partai-partai. Suara mereka dimungkinkan mencapai 20-25%. Alias Golput. Sungguh prosentase yang sangat luar biasa.  

Pertanyaannya adalah, mengapa mereka malah bingung cari solusi koalisi dengan partai lain yang jelas-jelas tidak bisa 100% mengakomodasi kepentingan umat Islam. Saya berangan-angan kalo koalisi partai umat Islam bergabung dan mengajukan calon presiden dan calon wakil presiden sendiri.

Tetapi, ya beginilah realitas perpolitikan Indonesia. Partai-partai Islam malah tidak percaya diri, takut dengan bayangannya sendiri dan jelas sekali mereka tidak bisa menampilkan komitmen yang mengarah pada Izzul Islam Wal Muslimin. Apapun alasannya, apapun argumentasi dari mereka yang mengusung umat Islam sebagai grass root untuk kemenangan umat Islam, yang jelas saya jadi khawatir pada keteguhan hati para pembawa aspirasi Islam lewat partai-partai tersebut.

Jadi ingat lagu Oppie Andaresta…dan diplesetkan (maaf ya Mbak Oppie…:                   Andai aaaaa aku jadi orang Islam…Andai aaaaa aku punya calon presiden yang diusung partai Islam….andai aaaaaa….

2 pemikiran pada “INDAHNYA KALO PARTAI MUSLIM SINERGI

  1. Idealnya harus seperti itu pak, tapi kenyataanya kan lain. Partai islam saat ini lebih PeDe klo koalisi dgn partai sekuler. Dugaan saya, Partai Islam saat ini lebih memilih bersikap pragmatis ketimbang ideologis. Jgn lupa mampir ke blog sy pak…

  2. Kekuasaan selalu membutuhkan sandaran sesuatu sehingga merasa dan legitimate untuk berkuasa memerintah orang lain. Teokrasi, mengatasnamakan tuhan sebagai sumber legitimasi kekuasaannya, sehingga penguasa selalu mengatasnamakan tuhan dalam segala tindak tanduknya. Adik kandung dari Teokrasi adalah Monarkhi, atas nama keturunan (trah / darah biru) sekelompok anggota masyarakat mendapatkan priveledge untuk berkuasa dan mewariskan kekuasaan pada keturunannya. Sejarah panjang kekuasaa ini membatasi kelompok masyarakat yang tidak punya otoritas keagamaan dan keturunan darah biru untuk ikut berkuasa meskipun para bangsawan dan hartawan sangat berpengaruh dimasyarakat. Maka lahirlah demokrasi yang mengantarkan kaum berpunya biasa tanpa legitimasi tuhan dan keturunan untuk berkuasa. Atas nama rakyat maka para kaum berpunya dapat mengambil alih kekuasaan. Namun seperti halnya Teokrasi atas nama tuhan tapi tihan bukanlah penguasa sebenarnya, Monarkhi atas nama keturunan tapi wangsa/trah sudah pasti tidak bisa berkuasa, demokrasi pun atas nama rakyat namun rakyat juga tidak pernah berkuasa toh hanya atas nama. Dan partai Islam sekedar atas nama Islam untuk turut berkuasa namun nilai – nilai Islam tetaplah bukan landasan mereka berjuang merebut kekuasaan. Toh hanya atas nama Islam.

Tinggalkan komentar